Sejarah
2013
Imla pertama kali lahir di kota Bursa, Turki pada tahun 2013 dengan nama Diskusi Ilahiyat. Tiada visi ideal yang mendasari kelahirannya, selain keinginan tulus para mahasiswa Indonesia yang sedang mengayam pendidikan di jurusan Ilahiyat (Teologi) – Bursa Uludag University – untuk menghidupkan aktivitas berfikir dan budaya diskusi sesama pelajar Ilahiyat. Kesadaran akan pentingnya aktivitas membaca, berfikir dan berdialog inilah yang menjadi benih awal dari Imla Institute.
Pada periode ini Diskusi Ilahiyat berjalan setiap minggu dengan mengusung tema-tema diskusi yang bernuansa keagaamaan. Diskusi diisi oleh mahasiswa-mahasiswa Ilahiyat S1, S2 dan S3 serta dihadiri oleh mahasiswa Indonesia dari jurusan-jurusan lain.
2016
Nama Imla untuk pertama kali dicetuskan pada tahun 2016. Kata IMLA diambil dari bahasa Arab yang secara harfiah/literal bermakna menulis. Secara filosofis IMLA memiliki dua makna, yaitu; menulis untuk menyerap tulisan (pemikiran) dan menyampaikan pemikiran melalui tulisan. Menulis merupakan aktivitas yang mencakup proses membaca, berfikir dan menyimpulkan. Dengan nama ini, Imla diharapkan dapat menjadi wadah untuk ketiga aktivitas intelektual ini.
IMLA (Research and Discussion Center) pada periode ini melanjutkan keberadaannya sebagai pusat diskusi mahasiswa Indonesia di Bursa. Namun, pada periode ini Imla memperluas sayap kajian dan tema diskusi dengan tujuan agar mahasiswa dari jurusan selain Ilahiyat juga dapat menampilkan keilmuannya di forum ini sehingga transfer antar keilmuan dapat terwujudkan.
2018
Tahun 2018 merupakan tahun dibentuknya logo IMLA untuk pertama kali. Di waktu yang sama IMLA (Research and Discussion Center) berubah menjadi IMLA (Forum Diskusi Keagamaan). Pada periode ini, kajian IMLA kembali berfokus pada tema keagamaan. Dengan tujuan agar dapat mengkaji tema ini dengan lebih detail dan mendalam.
Pada periode ini, IMLA kembali tampil sebagai forum diskusi keagamaan dengan menghandirkan pembicara-pembicara seperti dosen-dosen, profesor dan tokoh-tokoh intelektual dari luar.
Pandemi Covid-19 menyebabkan diskusi IMLA yang biasanya diadakan secara offline berpindah ke media online. Selama pandemi dengan menghadirkan pembicara dari dalam (Mahasiswa Indonesia lulusan turki) atau dari luar (tokoh intelektual yang mumpuni di bidangnya).
2021
Pada tahun 2021 IMLA memutuskan untuk menjadi institut (IMLA INSTITUTE). Artinya, IMLA ingin meluaskan kebermanfaatannya, tidak hanya dalam bidang intelektual agama (keilmuwan keagamaan) tapi IMLA ingin turut bermanfaat dalam bidang sosial, budaya dan pendidikan.
Kini IMLA INSTITUTE adalah sebuah lembaga yang memberi perhatian dan bergerak untuk memberi manfaat dalam bidang Agama, Sosial, Budaya dan Pendidikan. Mengingat Turki adalah tanah kelahiran IMLA, menghubungkan setiap bidang kajian yang terkait dengan negara ini merupakan ciri khas dari IMLA. IMLA tidak ingin pengalaman keilmuan, keagamaan, budaya, sosial dan pendidikan yang ia dapatkan dari negara Turki terkubur bersama zaman dengan sia-sia. Begitu pula IMLA yang merupakan cucu Ibu Pertiwi juga akan menulis dan menyampaikan harta karun Tanah Pusaka kepada Turki. Akhir kata, IMLA Institute bertujuan menjadi jembatan yang akan menghubungkan Indonesia dan Turki dalam bidang Agama, Sosial, Budaya dan Pendidikan.